Foto: Polisi menangkap pelaku pemasok dan penimbun BBM bersubsidi Pemda Intan Jaya (sumber: nabire.net) |
Intan Jaya | Masyarakat di Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, mengeluh karena naiknya harga bahan pokok sejak beberapa bulan belakangan. Kondisi ini menimbulkan rasa khawatir di kalangan masyarakat, Kamis, 7/9/2023.
Dilansir dari nabire.net, seorang warga mengatakan situasi keamanan dan takut akan dibunuh menjadi alasan masyarakat tidak berkebun selama beberapa bulan terkahir, sehingga mereka hanya mengharapkan bahan pokok yang dikirim dari luar namun dijual dengan harga yang mahal.
"Pemerintah tolong bantu kami masyarakat, ini semua barang naik tidak ada yang murah, kami bisa berkebun tapi situasi keamanan akhir-akhir ini juga sangat berbahaya bisa-bisa kami dibunuh," ucap Maria, yang dijumpai di Pasar Sugapa. Rabu (6/9/2023).
Maria mengungkapkan hanya bisa membeli mahalnya harga barang di toko membuatnya harus batal membeli beras dan terpaksa membeli hasil bumi seperti keladi, singkong dan petatas.
Mahalnya bahan pokok di toko, kata Maria, memaksa dirinya untuk membeli hasil bumi seperti keladi, singkong, dan petatas.
Itu sebabnya, lanjut Maria, masyarakat Intan Jaya dan terutama yang berpenghasilan rendah, merasa terbebani karena kenaikan harga yang sangat tinggi. Ditambah lagi dengan ketersediaan sembako yang terkadang tidak tersedia di beberapa toko atau kios yang menjual bahan pokok.
"Terkadang ada uang kami ke toko mau beli kebutuhan makan dan minum, sesampainya di toko barangnya sudah habis," tambah Maria.
Masih dilansir dari tvOnenews.com, diungkap juga beberapa komoditas sembako di Sugapa yang mengalami kenaikan harga. Utamanya seperti beras 10 Kg yang sebelumnya Rp 370.000 kini mencapai Rp 420.000, beras 45 kg dari Rp 1.700.000 menjadi 2.500.000.
Mie instan harga Rp 10.000 per bungkus kini harganya Rp 15.000, gula Rp 40.000 menjadi Rp. 60.000, minyak goreng dari Rp 60.000 menjadi Rp 100.000, minyak tanah 25.000 menjadi 50.000
Harga BBM naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 100 ribu per liter, harga tiket dari Rp 2.500.000 kini Rp 4.000.000 - Rp 5.000.000, dan masih banyak lagi kebutuhan masyarakat yang terjadi kenaikan harga mencapai 100%.
Adanya kemungkinan lonjakan harga sembako merupakan hasil dari spekulasi pasar dan kelangkaan pasokan, sehingga masyarakat merasa bahwa Pemda Intan Jaya tidak mengambil langkah-langkah yang tegas untuk mengatasi masalah ini.
Ketidakpuasan semakin meningkat ketika masyarakat menyadari bahwa pemerintah setempat tidak memberikan perhatian serius terhadap keluhan mereka terkait kenaikan harga bahan pokok.
Atas kondisi ini, masyarakat Intan Jaya telah menyuarakan protes kepada Pemda Intan Jaya untuk menekankan pentingnya penanganan harga sembako yang adil dan terjangkau.
Masyarakat menuntut kepada Pemda Intan Jaya untuk segera melakukan operasi, mengawasi harga dipasaran dan mendorong impor sembako serta jangan lupa memberikan subsidi bagi masyarakat yang membutuhkan. | papuadetikNews
0 Komentar