Jayapura | Penangkapan Bupati Mimika Eltinus Omaleng di Kota Jayapura (7/9/22) dinilai sebagai upaya dan permainan negara untuk mengalihkan perhatian publik yang sementara menyoroti kasus perampokan, pembunuhan berencana dan mutilasi yang melibat enam anggota TNI AD sebagai tersangka.
Dikatakan oleh seorang Tokoh Pemuda Papua Alexander Gobai, penangkapan orang nomor satu di Kabupaten Mimika merupakan bagian dari skenario negara untuk menutupi isu kasus mutilasi yang terjadi di Timika, Senin, (22/08/2022).
Oleh sebab itu, Gobai menegaskan dengan meminta agar kepolisian yang menangani perkara mutilasi di Timika untuk serius, karena menyangkut dengan keamanan dan keselamatan warga sipil di Papua kedepannya.
"Rakyat Papua sudah tahu kasus ini. Alangkah baiknya ditangani serius agar kedepan tidak ada lagi kasus yang sama di Papua," Kata Gobai yang juga Eks Tapol Papua.
Papua penuh dengan persoalan pelanggaran HAM berat hingga ringan dan belum dituntaskan oleh negara, namun menurut Gobai kedatangan Presiden RI ke Papua sebanyak empat belas kali itu tidak ada hasil dalam penanganan pelanggaran HAM.
Untuk itu, ia dan pihaknya meminta negara jangan lagi menambah kasus-kasus yang tidak manusiawi dan fokus menuntaskan kasus mutilasi di Timika dengan transparan.
"Kita minta penegak hukum tetap fokus dan tuntaskan kasus mutilasi," kata Gobai.
Sebelumnya Gobai juga meminta agar proses kasus mutilasi tetap berjalan dan para pelaku harus mendapat tindakan tegas agar keluarga korban memperoleh keadilan.
"Kami minta pelaku kasus mutilasi segera diproses dan ditindak tegas seadil-adilnya," Kata Gobai, Kamis, (8/9/2022).
Seperti diketahui, kasus perampokan dan pembunuhan berencana dengan mutilasi sampai saat ini masih berjalan dengan proses rekontruksi yang sudah selesai tanpa menghadirkan salah satu pelaku yang masih buronan.
Pelaku yang masih menjadi buronan polisi bernama Roy Marthen Howai, dan ia dianggap sebagai aktor utama dalam kasus ini. Namun banyak pihak yang menolak jika Roy Marthen Howai merupakan sebagai aktor sementara para pelaku dominan merupakan anggota TNI AD dengan dua perwira yang terlibat.
Selain itu, pihak TNI juga sudah terlibat dalam perburuan pelaku Roy Marthen Howai, tetapi keterlibatan TNI dinilai oleh masyarakat sebagai upaya untuk menghindari tuduhan bahwa merekalah aktor utama dalam kasus ini. Masyarakat juga khawatir pelaku Roy Marthen Howai justru akan dibunuh jika TNI yang lebih dulu menemukan pelaku Roy Marthen Howai.
Penulis: Yallo
Editor: Eduard
0 Komentar