Dari kiri ke kanan Eltinus Omaleng, Tito Karnavian, Firli Bahuri, Maximus Tipagau |
Timika | Siapa yang sangka pembangunan Gedung Gereja Kingmi Mile 32, Timika, Papua, sudah memakan anggaran sebesar Rp.137.428.079.000, (seratus tiga puluh tujuh miliar empat ratus dua puluh delapan juta tujuh puluh sembian ribu) tetapi pembangunannya belum rampung dengan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Mimika Tahun Anggaran (TA) 2015-2016. Sementara angka persentase penduduk miskin Kabupaten Mimika pada tahun-tahun itu lebih tinggi dari angka nasional!
Gereja Kingmi Mile 32, Timika |
Seperti yang kami lansir dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik atau LPSE Kabupaten Mimika, website milik Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), TA 2015/2016 Pemkab Mimika telah mengeluarkan anggaran untuk nama tender Pembangunan Gereja Kingmi Mile 32 dengan perincian sebagai berikut:
Pada 20 September 2015 anggaran dibuat untuk pertama kali sebesar Rp46.192.000.000,00 atau terbilang empat puluh enam miliar tiga puluh empat juta sembilan ratus delapan puluh delapan ribu rupiah. (lihat gambar III)
Gambar III |
Sementara untuk Tahun Anggaran 2016, Pemkab Mimika dua kali mengeluarkan anggaran untuk pembangunan gedung gereja ini, yakni pada 10 Juli 2016 sebesar Rp65.450.600.000,00 terbilang enam puluh lima miliar empat ratus lima puluh juta enam ratus ribu rupiah, dan 14 September 2016 sebesar Rp25.942.491.000,00 terbilang dua puluh lima miliar sembilan ratus empat puluh dua juta empat ratus sembilan puluh satu ribu rupiah. (lihat gambar IV & gambar V)
Gambar IV |
Gambar V |
Anggaran sebesar itu dengan tingkat penduduk miskin yang lebih tinggi dari angka persentase nasional, jelas itu sangat memprihatinkan dan layak untuk disesali karena pengerjaan konstruksi pembangunan gedung gereja dinilai jauh lebih penting daripada kesejahteraan dan SDM penduduk Kabupaten Mimika.
Komisi Pemberantasan Korupsi telah melakukan pemeriksaan dugaan korupsi anggaran pembangunan gedung Gereja Kingmi Mile 32 itu dan telah menetapkan beberapa tersangka yang salah satunya adalah Bupati Mimika Eltinus Omaleng, karena ia diduga melakukan korupsi anggaran pembangunan gedung gereja tersebut.
Pada 30 September 2020 komisi anti rasuah itu telah menetapkan Bupati Mimika Eltinus Omaleng sebagai tersangka dugaan korupsi anggaran pembangunan gedung gereja yang berdiri di Mile 32 itu, tetapi sampai sekarang KPK belum melakukan upaya penangkapan seperti KPK yang berusaha melakukan penangkapan terhadap Bupati Mamberamo Tengah.
Sekarang timbul pertanyaan dari publik, mengapa Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak bisa ditetapkan sebagai tersangka dan berusaha ditangkap, sementara Bupati Mimika Eltinus Omaleng tidak. Apakah karena Eltinus Omaleng dilindungi oleh Tito Karnavian dan oknum-oknum pejabat pemerintah pusat yang punya kepentingan di Timika dan lebih khusus di PT Freeport Indonesia?
Maximus Tipagau (kedua dari kanan) Lenis Kogoya (kedua dari kiri) Tito Karnavian (tengah) |
Tidak banyak yang tahu persis Tito Karnavian punya bisnis di PT Freeport Indonesia, sama halnya seperti perusahaan Nemangkawi Jaya atau PT SAS yang bermitra dengan PT Freeport Indonesia yang mana ada kecurigaan dari masyarakat bahwa di antara dua perusahaan itu salah satunya milik Eltinus Omaleng. Yang bisa mengungkap bahwa Tito Karnavian punya bisnis di PT Freeport Indonesia, kemungkinan Eltinus Omaleng sebagai kepala daerah tahu itu dan Maximus Tipagau, karena banyak kecurigaan masyarakat soal perusahaan Mpaigelah yang dikelola oleh maximus Tipagau adalah milik Tito Karnavian, dan atas dasar itu kepemilikan perusahaan itu lah Tito Karnavian bisa memerintahkan mantan bawahannya saat di kepolisian dan yang kini menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, untuk tidak melakukan proses penangkapan terhadap Bupati Mimika Eltinus Omaleng yang telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi anggaran pembangunan gedung Gereja Kingmi Mile 32, Timika Papua, sejak 30 September 2020.
Maximus Tipagau bersama Tito Karnavian dan istri Grasberg Timika, Papua |
Penulis: Billy
Editor: Billy
1 Komentar
kita penting melihat semangatnya bupati timika dalam membangun infrastruktur jalan , terminal , drainase dan tempat peribadatan masyarakat area HL &LL dan handaitolan yang lain dalam membangun kehidupan beragama yang baik degan berdirinya gereja tersebut . Dan Bupati Timika sagat luar biasa dan beliau adalah bapak pembangunan timika sekitarnya .
BalasHapus